Kiat Menulis di Media Masa
Banyak pertanyaan dari sejumlah calon penulis atau mereka yang baru mencoba menulis. Apa yang akan saya tulis? Apa kriteria sebuah tulisan layak dimuat oleh media massa? Apakah media massa begitu mudah menerima tulisan orang lain, bukan tulisan dari wartawannya? Siapa yang membaca tulisan itu?
Meski ada sejumlah pengarang yang mengatakan ‘mengarang itu gampang’, kita tidak begitu saja percaya. Ya memang gampang bagi yang sudah biasa menulis, tapi buat para pemula ‘pekerjaan’ menulis susahnya bukan main. Tapi pertanyaannya, apakah sungguhsungguh sulit menulis? Apa sebenarnya kiat-kiat agar mampu menulis yang baik?
Menulis, menurut wartawan ANTARA senior, Artini Msi, memang bukan sebuah kerajinan tangan, tapi kordinasi yang cermat atas pemikiran, perasaan, dan tangan. Tidak cukup hanya menekuni teknik menulis, tapi juga seiring dengan upaya memperluas wawasan dan rangsangan pada otak.
Lebih jauh lagi, menulis dan membaca saling menyatu. Apa yang kita tulis pada dasarnya berasal dari apa yang kita baca juga. Otak yang cemerlang akan melakukan tugas seleksi, analisis dan akan memerintahkan tangan untuk menuliskan buah pikiran.
Namun demikian, agar dapat menulis dengan baik dan memikat perlu kiat-kiat atau teknik penulisan serta latihan-latihan agar menjadi kebiasaan yang melekat.
Kapan sebuah tulisan dimuat di media massa? Ada sitilah di media massa terkait hal itu, yakni bahwa tulisan kita haruslah “layak siar”. Kriteria layak siar itu memang ‘sayangnya’ ditentukan oleh redaksi media massa yang kita tuju dan belum tentu sama antara media ‘X’ dan Media ‘Y’.
Meski begitu ada sejumlah tujuan dan nilai-nilai yang biasanya dipegang oleh wartawan atau redaksi saat hendak ‘meloloskan’ sebuah berita atau tulisan.
Tujuan penulisan di media salah satunya adalah memberi informasi (to inform) artinya kita berupaya memberi tambahan pengetahuan bagi pembacan mengenai sesuatu hal yang memang sangat berguna.
Kedua, menulis juga mampu mendidik (to educate) pembaca mengenai gagasan atau ide yang baik yang patut ditiru, selain itu tulisan kita juga bisa mempengaruhi pembaca agar mengikuti cara pandang kita, mengikuti apa mau kita dan paling tidak kita mengarahkan opini publik ke arah yang kita inginkan.
Pada dasarnya ada tiga fungsi social media massa yang patut kita simak dan ini berlaku juga untuk media internal:
- Pengawasan social (social surveillance): penyebaran informasi dan interpretasi yang obyektif dengan tujuan kontrol social agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
- Korelasi social (social correlation): pemberian informasi dan interpretasi yang menghubungkan kelompok social yang satu dengan yang lainnya dengan tujuan mencapai konsensus.
- Sosialisasi (socialization): pewarisan nilai-nilai dari satu kelompok ke kelompok lainnya, dari manejemen ke karyawan.
Secara umum produk jurnalistik adalah: berita, non berita dan foto jurnalistik. Untuk berita biasanya dilakukan oleh wartawanwartawan atau reporter media tersebut, demikian juga untuk foto jurnalistik. Peluang yang masih mungkin buat kita adalah menulis ‘non berita’.
Sejumlah ragam tulisan yang bisa kita kirimkan ke media massa adalah: Artikel/opini, kolom, resensi, analisis berita, dan features/ karangan khas. Jenis-jenis karangan khas misalnya: sketsa human interest, profil, soal iptek, tulisan tentang perempuan/keluarga, kiat sukses, laporan perjalanan, tulisan sejarah, pengalaman pribadi yang unik.
Non berita adalah tulisan-tulisan di luar berita yang dihasilkan oleh wartawan. Dalam sebuah berita penulis atau wartawan hanya mengungkapkan apa yang dilihat, didengar atau dirasakan saja (fakta) tetapi dalam tulisan non berita, yang diungkapkan penulis adalah buah pikir penulis atas fakta.
Dengan lain perkataan, dalam berita penulis hanya menjadi perantara/jembatan antara peristiwa dengan pembaca karena fakta hanya disampaikan apa adanya, sedangkan dalam Non Berita, penulis mengungkapkan hasil pemikiran sendiri atas fakta–fakta diolah terlebih dahulu
MENULIS ARTIKEL DAN OPINI
Jenis-jenis artikel/opini:
- Interpretative: biasanya untuk isu-isu yang masih kontroversial seperti aborsi atau isu yang belum jelas seperti energi nuklir. Tekanan tulisan ada pada unsur “why”.
- Analysis: sama dengan interpretative tapi perspektif yang digunakan adalah perspektif si penulis sendiri. Itu sebabnya analysis juga disebut tulisan komentar untuk menjelaskan dan mengklarifikasi suatu peristiwa. Di Republika menggunakan rubrik OPINI.23
Struktur:
- Pengantar: berisi alasan-alasan mengapa kita tertarik menuliskan artikel/opini tersebut. Juga sertakan data-data atau fakta yang amat menarik dan kontroversial mengenai tema tulisan yang akan kita buat.
- Masalah/problema: kemudian dilanjutkan dengan permasalahan atau problema penting yang hendak kita gali atau pecahkan.
- Masukkan juga data-data atau pendapat yang memperkuat atau membuktikan adanya permasalahan tersebut.
- Akar Persoalan/sebab masalah. Secara lengkap dan rasionil anda masukkan alasan atau sebab-sebab mengapa persoalan itu timbul dan berkembang. Bisa anda tinjau dari sejumlah segi, atau sudut penilaian sesuai kebutuhan. Dukunglah alasan anda dengan teoriteori atau konsep terkait yang relevan agar tulisan anda makin berbobot.
- Masukkan gagasan anda. Gagasan apa yang anda tawarkan untuk memecahkan persoalan di atas, kendala-kendala apa atau tantangan apa yang harus dihadapi bila gagasan anda itu dilakukan, keuntungan atau kerugian apa yang bisa terjadi.
- Masukkan jalan keluar apa yang anda tawarkan untuk menyelesaikan problema di atas. Bisa berupa kesimpulan atau ringkasan atau sistem terbuka di mana persoalan atau jalan keluarnya justru diserahkan kembali kepada sidang pembaca.
Contoh :
GAGASAN ALTERNATIF
- Bentuk kelompok penulis (misalnya kelompok penulis guru SLTA se Jaktim)
- Tentukan waktu berkumpul untuk membahas gagasan-gagasan atau rencana penulisan. Misalnya seminggu sekali/dua minggu sekali
- Pada pertemuan itu, masing-masing peserta ungkapkan gagasan penulisan disertai langkah-langkah/draft rencana penulisan
- Masing-masing memberi komentar bukan kritik pedas, anggota kelompok saling memberi masukan misalnya jalan keluar atau ide baru untuk memecahkan persoalan yang diangkat oleh pemrakarsa /perencana
- Kemudian dari hasil pertemuan tersebut, dibuat tulisan yang lebih lengkap. Kemudian tentukan jadwal pertemuan berikutnya dengan agenda yang sama. Bila tulisan sudah siap segera kirimkan sesuai rencana
- Evaluasi apabila tulisan itu dimuat atau tidak dimuat di media massa, untuk bahan kajian pada pertemuan berikutnya.