Sembilan Elemen Jurnalistik - Dasar Dasar Jurnalistik

Ada sembilan elemen penting dalam dunia jurnalisme yang ditawarkan oleh Bill Kovach. Wartawan ujarnya merupakan sebuah profesi, dan ketika seorang ing

sembilan elemen jurnalistik

Media massa yang baik tentunya menerapkan proses dan etika kerja yang baik juga. Ada sembilan elemen penting dalam dunia jurnalistik yang ditawarkan oleh Bill Kovach. Wartawan ujarnya merupakan sebuah profesi, dan ketika seorang ingin menjadi wartawan yang profesional, tentulah dia harus mematuhi kode etik jurnalistik. Menurut Bill Kovach dan Tom Rosentiels (2001) ada sembilan elemen jurnalistik yang menjadi standar perilaku wartawan dan menjadi basic sebuah jurnalisme.

Keseluruhan elemen ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain karena semuanya mempunyai kedudukan yang sama, tidak bisa hanya salah satu elemen saja yang dipatuhi oleh wartawan.

Elemen penting yang pertama adalah Kewajiban utama jurnalisme adalah pencarian kebenaran. Artinya sebagai seorang wartawan dia harus selalu menjunjung kebenaran. Dalam hal ini kebenaran yang dijunjung, adalah kebenaran secara fungsional yang sesuai dengan tugasnya seorang wartawan.

Kebalikannya, bila wartawan tidak menjunjung faktor kebenaran dalam liputannya, tentu saja dia akan merugikan banyak pihak, terutama publik yang menjadi korban dari pemberitaan itu. Bila elemen pertama ini dianggar, maka akan berdampak pada perusahaan yang bisa kehilangan harga diri sebagai media yang seharusnya menyampaikan kebenaran.

Menurut Kovach, kebenaran dalam jurnalisme sangat sakral maknanya. Sehingga Wartawan wajib bertanggung jawab pada publik atas kebenaran yang disampaikannya. Jadi apapun yang terjadi di lapangan kebenaran adalah hal yang utama yang harus disampaikan oleh wartawan. Untuk mendapat sebuah kebenaran merupakan sebuah resiko yang dilakukan oleh seorang wartawan, mengingat proses untuk mendapatkan kebenaran itu memerlukan waktu yang panjang. Dia benar-benar dituntut untuk bekerja keras. Medan yang terjal tak jarang ditemui oleh wartawan dalam proses peliputan. Perlu keterampilan-keterampilan khusus wartawan dalam melakukan peliputan dengan narasumber yang berbeda-beda, dari mulai wartawan pemula sampai yang professional. Namun, bagaimanapun wartawan harus bertanggung jawab atas berita yang disampaikannya yang tentunya harus mutlak benar.

Elemen kedua, adalah Loyalitas utama jurnalisme adalah pada warga negara. Menurut Kovach, loyalitas wartawan seharusnya berujung pada publik, sebagai pembaca dari apa yang kita beritakan. Yang harus selalu diingat oleh wartawan adalah bagaimana membuat suatu berita yang menarik bagi pembaca yang menjunjung kebenaran, dan bagaimana bertanggung jawab pada publik jika berita yang dibuat hanya fiktif padahal sudah jelas yang akan membaca suatu media bukan hanya sekelompok orang, tapi semua orang di bangsa ini bahkan di seluruh dunia.

Begitu juga, media yang jujur, yang lebih mementingkan kepentingan publik justru lebih menguntungkan perusahaan tersebut, tak hanya soal prestisius, tapi soal financial juga menjadi lebih baik. Kepercayaan yang diberikan publik pada media bisa saja hilang akibat satu berita bohong dari oknum wartawan.

Elemen ketiga berbunyi: Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi. Artinya, dengan adanya disiplin verifikasi yang dilakukan wartawan upaya menyampaikan berita yang fiktif tidak akan terjadi. Jurnalis harus bisa menentukan batas antara fiksi dan jurnalisme yang jelas, artinya jurnalisme tidak bisa digabungkan dengan fiksi. Semua yang disampaikan wartawan dalam pemberitaannya harus fakta dan nyata. Menurut Kovach verifikasi itu bersifat personal, oleh karenanya masalah yang hadir adalah standar verifikasi sendiri. Dan ini soal objektivitas sebuah berita biasanya sering dikaitkan dengan disiplin verifikasi itu sendiri.

Kovach dan Rosenstiel menawarkan lima konsep dalam mencari verifikasi. Pertama, wartawan jangan menambah atau mengarang apa pun. Kedua, jangan menipu atau menyesatkan pembaca, pemirsa, maupun pendengar. Ketiga, bersikaplah setransparan dan sejujur mungkin tentang metode dan motivasi Anda dalam melakukan reportase. Keempat, bersandarlah terutama pada reportase Anda sendiri. Kelima, bersikaplah rendah hati.

Sementara soal bagaimana metode efektif dalam melakukan verifikasi itu. Pertama, wartawan atau editor melakukan penyuntingan secara skeptis. Kedua, semua pihak memeriksa akurasi. Ketiga, wartawan jangan percaya pada sumber-sumber resmi begitu saja. Keempat, wartawan selalu melakukan pengecekan fakta.

Elemen keempat, Jurnalis harus menjaga independensi dari objek liputannya. Artinya saat melakukan suatu peliputan, wartawan harus benar-benar independen, melakukan peliputan secara objektif. Tidak terpengaruh pada apapun, kepentingan siapapun, kecuali kepentingan bahwa sebagai wartawan harus menyampaikan berita yang benar- benar terjadi untuk disampaikan pada masyarakat. Tidak peduli siapapun, apapun. Bahkan jika itu menyangkut keluarga sendiri, dan wartawan harus memberitakannya jangan anggap itu keluarga. Wartawan harus bertanggung jawab pada publik itu penting dan harus selalu di ingat. Lebih jauh lagi semangat independensi harus dijunjung tinggi oleh setiap wartawan. Dengan menjunjung kebenaran seperti inilah yang membedakan wartawan dengan profesi lainnya.

Elemen kelima Jurnalis harus membuat dirinya sebagai pemantau independen dari kekuasaan. Dalam tugasnya memantau kekuasaan, bukan berarti wartawan harus menghancurkan kekuasaan. Namun wartawan bertugas sebagai pemantau kekuasaan, yaitu ikut menegakkan demokrasi. Salah satu cara wartawan memantau ini dengan melakukan investigatif reporting. Inilah yang sering menjadi masalah antarwartawan dengan penguasa. Ini yang sering memperbesar konflik antara wartawan dan penguasa. Biasanya banyak penguasa yang enggan privasi tentang dirinya dipublikasikan, sedangkan itu harus diketahui oleh rakyat. Dalam melakukan investigasi terhadap sebuah kasus, seharusnya media melakukan dengan hati-hati. Artinya, wartawan harus super teliti melakukan penelusuran narasumber dan fakta fakta yang hendak ditulisnya.

Elemen keenam, Jurnalis harus memberi forum bagi publik untuk saling kritik dan menemukan kompromi. Ini berarti bahwa saat melakukan tugasnya, seorang wartawan yang bertanggung jawab pada publik harus mendengarkan apa keinginan publik itu sendiri. Di sisi ini, wartawan harus terbuka pada publik untuk mendengarkan segala sesuatunya. Jadi, jika ada anggota publik yang ingin lebih mengetahui dalam sebuah kasus bisa menanyakannya langsung ke media. Via komunikasi media dengan publik seperti surat pembaca atau di media elektronik, terdapat alamat fax atau nomor telepon yang disediakan untuk menanggapi atau memberikan komentar.

Elemen ketujuh, Jurnalis harus berusaha membuat hal yang penting menjadi menarik dan relevan. Menurut Kovach, wartawan harus tahu tentang komposisi, tentang etika, tentang naik turunnya emosi pembaca dan sebagainya. Ini berarti berita yang dibuat jangan sampai membosankan bagi pembaca. Jangan sampai berita yang penting jadi tidak penting karena pembaca bosan. Berita itu dibuat tidak membosankan dan harus memikat tetapi tetap relevan. Ironisnya, dua faktor ini justru sering dianggap dua hal yang bertolak belakang. Terkadang, laporan yang memikat dianggap laporan yang lucu, sensasional, menghibur, dan penuh tokoh selebritas. Tetapi, laporan yang relevan dianggap kering, angka-angka, dan membosankan.

Elemen ke delapan, Jurnalis harus membuat berita yang komprehensif dan proporsional. Artinya, jurnalis perlu membuat berita secara profesional dan proposinal. Oleh karena itu, perlu banyak hal yang dilakukan untuk mendapatkan dan membuat berita semacam itu. Di lapangan, jurnalis tidak hanya menerima fakta yang mudah diraih. Harus ada sesuatu yang menantang dari pekerjaan wartawan pelaporan ivestigasi mewakili berita yang komprehensif dan proposional ini. Wartawan harus tahu bagaimana caranya melaporkan suatu hal yang bermutu. Berita yang komprehensif bukanberita yang hanya punya judul sensasional karena berita macam itu hanya akan memalukan wartawan dan media yang menerbitkannya.

Elemen ke sembilan Jurnalis harus diperbolehkan untuk mendengarkan hati nurani pribadinya. Jangan hanya sebuah berita, hati nurani diabaikan karena segala sesuatu yang berasal dari hati nurani akan lebih baik dari apapun. Dari persoalan yang terjadi di dalam kehidupan wartawan jawabnnya adalah bersumber pada hati nurani. Di sisi lain, jurnalis yang berbohong, melakukan fiktifisasi narasumber pasti tidak bersumber pada hati nurani. Setiap jurnalis harus menetapkan kode etiknya sendiri, punya standarnya sendiri dan berdasarkan model itulah si wartawan membangun karakter dan melakukan pekerjaannya. Menjalankan prinsip semacam ini memang tidak mudah karena membutuhkan suasana kerja yang aman dan nyaman, yang bebas dimana setiap orang bisa berpendapat.